Kurang
Kalori Protein (KKP) disebut pula Protein Calori Malnutrition (PCM) atau lebih
sering disebut busung lapar paling banyak dijumpai pada anak-anak berumur 2-4
tahun. Orang mempersalahkan apakah dari seabad yang lau,kelenjar timus dipakai
sebagai ukuran dari keadaan gizi seseorang, karena dalam keadaan KKP akan
disertaiatrofi kelenjar timus. Kini orang tahu bahwa KKP akan mengecilkan semua
organ limfoid, terutama kelenjar timus,jaringan limfoid akan diganti oleh
jaringan kolagen dan lemak.
Penderita
KKP mengalami kemunduran respons imun selularnya sehingga sangat mudah
mendapatkan infeksi mikrobakteria,virus dan jamur dengan disertai gejala
limpofeni dan menurunnya reaksi hipersensitivitas tiope lambat terhadap
beberapa antigen. Mereka juga dapat mengalami penurunan fungsi pembunuhan dari
sel sel netrofil dan makrofag,walaupun jumlahnya normal.
Sebaliknya
KKP tidak menampakkan pengaruhnya terhadap imunitas humoral. Sebagian besar
para peneliti tidak menemukan adanya penurunan jumlah sel B ataupun kadar Ig
dalam darah. Sedang respons imunnya tergantung kepada jenis antigennya.
Misalnya seorang anak dengan KKP akan bereaksi secara wajar terhadap vaksin
demam kuning dan tifoid. Umumnya gangguan anak akan nampak apabila antigen yang
dipaparkan dari jenis yang membutuhkan limfosit T dan makrofag (respons imun
selular)
Pada
keadaan KKP agaknya tubuh memiliki suatu mekanisme untuk menentukan apa yang
paling penting untuk kelangsungan hidup,sehingga sel-sel secara selektif dapat
memanfaatkan asam amino yang paling memberikan keuntungan tubuh. Ini terbukti
apabila seorang anak penderita KKP mendapatkan infeksi,maka walaupun kadar
albumin turun namun diupayakan agar masih mampu memproduksi imunoglubulin
untuk menghadapi infeksinya. Dalma
upayanya,asam-asam amino yang dibutuhkan digali ari sumber potensial yang ada.
Sebaliknya, kadar sLgA penderita KKP mengalami penurunan,sehingga penderita KKP
mudah mendapatkan infeksi bakteri Gram negatif dan alergi makanan.
Banyak
hasil pengamatan pada efek malnutrisi terhadap respons imun tidak dapat
dijelaskan secara ilmiah. Namun beberapa hal telah diketahui, misalnya adanya
pengaruh khas dari beberapa komponen gizi tertentu terhadap prolefirasi sel sel
imun ,faktor pendorong dan penghambat dalma serum. Untuk mencari jawaban
tersebut, para penelliti mengadakan percobaan-percobaan hewan. Sayangnya hasil
percobaan belum tentu secara langsung dapat menjawab masalah-masalah gizi pada
manusia,karena belum ada hewan yang dapat dipakai sebagai model yang dapat meniru
secara tepat keadaan manusia.
0 komentar:
Posting Komentar